Selasa, 29 September 2015

Manfaat Berkomunitas


Keputusan yang saya ambil kenapa terjun sebagai tutor teater di sekolah bukan karena tanpa alasan. Selain karena hobi, alasan lainnya adalah karena saya adalah mahasiswa tingkat akhir. Yang butuh suntikan dana lebih. Kebutuhan yang mendesak inilah, yang kemudian membuat saya merambah ke luar dari Rumah Dunia.

Berawal dari pelatihan teater yang diselenggarakan oleh SMAN 2 Kota Serang beberapa bulan lalu. Yang pada saat itu saya dengar, mereka kesulitan mencari narasumber sebagai pemateri. Lalu, dari informasi yang saya peroleh, akhirnya nama Rumah Dunia menggaung.

Sepanjang pelatihan itu, saya berusaha semaksimal mungkin memberikan ilmu teaterku pada mereka. Meskipun sempat terpikir akan keilmuanku pada dunia teater yang masih kurang di sana sini. Namun, semenjak tergabung sebagai anggota belajar di Rumah Dunia. Dan mengikuti kegiatan reguler kelas teater secara rutin semasa Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Pertama, prasangka jelek yang merasuki pikiranku pun tergantikan oleh rasa percaya diri. Kini rasa percaya diri itupun kian berkembang dan mengalir dalam darahku. 

Bagiku, kegiatan yang sedang digeluti sekarang adalah hasil dari proses keterlibatanku beberapa tahun silam di Rumah Dunia. Rumah Dunia yang berkiblat pada sastra juga nasihat seorang pembesar agama Islam Umar bin Khattab keduanya saling mengikat.

“Ajarkanlah sastra pada anak-anakmu, agar anak pengecut menjadi pemberani.”
Jika Umar bin Khattab menyerukan secara tulisan agar anak-anak diajarkan sastra. Rumah Dunia menerapkannya dalam nyata. Kekuatan sepenggal kata yang ditorehkan Umar bin Khattab seperti termaktub dalam ragaku. Energi inilah yang mempengaruhi rotasi hidupku.

Saya merasa beruntung pernah menjadi warga belajar di Rumah Dunia. Meskipun ranah pekerjaan yang sedang kugeluti ini jauh dari jangkaun keilmuan di bangku kuliah. Tetapi, kenyataan bahwa keberanian itu datang berkat bergabung dan belajar di komunitas.

Lagi, Rumah Dunia seperti penghubung pintu rikziku. NikmatMu yang manakah kudapat mendustakannya. Setelah pelatihan teater itu, saya diminta menjadi tutor teater di SMAN 2 Kota Serang. Kemudian tawaran mengajar pun mengalir deras bagai air hujan dari berbagai sekolah dan mengajar private.

“Pandai-pandailah bersyukur.” Tegurku dalam hati.

Tak ayal rasa syukur yang kutunaikan padaNya menjadi sebentuk doa. Yang senantiasa meluncur di tiap Dhuha dan Tahajud-ku. Saya yakin, ketika nikmat yang datang silih berganti itu kusyukuri Allah akan semakin menambah nikmat lainnya padaku. Seperti dalam surat Ibrahim ayat 7: “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kamu akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” Semoga saya tergolong ke dalam orang-orang yang senantiasa bersyukur pada Sang Maha Pemberi nikmat. Amin Ya Rabb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar