Membaca novel Remy
Sylado seperti menemukan harta karun kata dalam tumpukan buku-buku sejarah yang
dibiarkan usang dan teronggok di dalam kardus. Membaca novel ini pula tak
ubahnya belajar bahasa asing. Karena saat membaca novel ini penulis menyisipkan
dialog-dialog sederhana dengan berbagai dialek bahasa yang terkesan sengaja.
Agar pembaca ikut menyelami alur cerita yang dibangun oleh Remy Sylado.
Cerita mengalir dari seorang perempuan yang mengaku berdarah Indonesia yakni Mata Hari. Seperti pada halaman 9, “Aku Matahari. Aku pelacur tulen. Tapi aku penari sejati. Dan aku Belanda berdarah Indonesia.” Pada pembukaan cerita pembaca seolah digiring untuk mengenal siapa itu Mata Hari. Bagaimana kehidupannya? Dan apakah benar bahwa ia seorang pelacur? Mengapa ia memilih menjadi seorang pelacur? Lalu bagaimana bisa ia mengaku bahwa dirinya tak hanya berdarah Belanda tetapi juga berdarah Indonesia? Kesemua pertanyaan itu akan terjawab setelah kita membacanya.
Gaya bahasa yang digunakan oleh Remy Sylado memang cenderung vulgar dan liar. Namun hal itu tidak sekonyong-konyong merusak rasa atau nilai estetika dari tulisannya. Hal itu dibuktikannya melalui kelahiran novelnya yang dicetak sampai dua kali. Mungkin itu terletak pada kekuatan kata yang disuguhkan oleh Remy Sylado yang tak biasa. Penggalan-penggalan bahasa baik asing ataupun bahasa Indonesia yang jarang sekali digunakan di kehidupan sehari-hari bagai magic. Sehingga tak dapat dipungkiri pembaca dibuatnya jatuh cinta pada kata-katanya.
Remy Sylado ingin menyampaikan betapa kata yang dibikinya begitu bermakna. Seperti juga Mata Hari yang mendamba setiap kata dibalik bait-bait puisi. Bait-bait puisi romantis di dalam novel ini ditumpahkan Remy Sylado begitu indah. Baik itu hasil kutipan maupun buatanya sendiri. Setiap polemik kehidupan seorang Mata Hari tak terlepas dari puisi. Seperti pada kisah asmaranya dengan Maslov di puncak Candi Borobudur.
Namaku Mata Hari adalah novel yang berkisah tentang kehidupan di abad ke-19 hingga abad ke-20 Masehi. Margaretha Geertruida adalah nama asli Mata Hari. Ia adalah tokoh utama dalam cerita ini. Diusianya ke-18 tahun ia sudah memilih untuk menikah dengan seorang Opsir berkebangsaan Skot, John Rudolph MacLeod. Pernikahan itulah yang kemudian membawanya pulang ke tanah kelahiran ibunya Antje van der Meulen, Indonesia. Yang pada masa itu dijadikan sebagai Nederlandsch Indie, yang artinya Indianya Belanda atau dieja menurut bahasa melayu “Hindia Belanda” (13). Dan ia merekatkan tiap keping
Tokoh Mata Hari tercipta sebagai seorang perempuan yang memiliki dua kepribadian dan pekerjaan sekaligus. Ia mengakui mengapa menjadi seperti itu karena ulah suaminya. “Aku menjadi begini karena suamiku. Dialah yang mendorong aku berpikir cemar.” (Hal. 10).
Novel ini diterbitkan
oleh Gramedia Pustaka Utama dengan tebal 557 halaman. Sebagai pembaca, buku
setebal itu tidak membuat pembacanya dirundung kebosanan. Apalagi hingga
berujung pada suatu pilihan agar tidak melanjutkan bacaanya dan melirik ke
bacaan lain.
Cerita mengalir dari seorang perempuan yang mengaku berdarah Indonesia yakni Mata Hari. Seperti pada halaman 9, “Aku Matahari. Aku pelacur tulen. Tapi aku penari sejati. Dan aku Belanda berdarah Indonesia.” Pada pembukaan cerita pembaca seolah digiring untuk mengenal siapa itu Mata Hari. Bagaimana kehidupannya? Dan apakah benar bahwa ia seorang pelacur? Mengapa ia memilih menjadi seorang pelacur? Lalu bagaimana bisa ia mengaku bahwa dirinya tak hanya berdarah Belanda tetapi juga berdarah Indonesia? Kesemua pertanyaan itu akan terjawab setelah kita membacanya.
Gaya bahasa yang digunakan oleh Remy Sylado memang cenderung vulgar dan liar. Namun hal itu tidak sekonyong-konyong merusak rasa atau nilai estetika dari tulisannya. Hal itu dibuktikannya melalui kelahiran novelnya yang dicetak sampai dua kali. Mungkin itu terletak pada kekuatan kata yang disuguhkan oleh Remy Sylado yang tak biasa. Penggalan-penggalan bahasa baik asing ataupun bahasa Indonesia yang jarang sekali digunakan di kehidupan sehari-hari bagai magic. Sehingga tak dapat dipungkiri pembaca dibuatnya jatuh cinta pada kata-katanya.
Remy Sylado ingin menyampaikan betapa kata yang dibikinya begitu bermakna. Seperti juga Mata Hari yang mendamba setiap kata dibalik bait-bait puisi. Bait-bait puisi romantis di dalam novel ini ditumpahkan Remy Sylado begitu indah. Baik itu hasil kutipan maupun buatanya sendiri. Setiap polemik kehidupan seorang Mata Hari tak terlepas dari puisi. Seperti pada kisah asmaranya dengan Maslov di puncak Candi Borobudur.
“Cintaku Mata Hari,
jantung hati sayangAndai ada surya yang lebih terang dari namamuyang lebih
ditunggu di musim winteryang lebih lama bersinar di musim somerjangan kasihkan
pengharapan dengan katasenan laya gampang diucap pada malam harilantas dibuat
ralat pada siang hariDatanglah kau dalam kenyangkumengisi laparku pada
kemesraanKita bersatu dengan hati berpintu-pintudalam kesucian cinta yang tak
terlafazkan.” (hal 499)
Namaku Mata Hari adalah novel yang berkisah tentang kehidupan di abad ke-19 hingga abad ke-20 Masehi. Margaretha Geertruida adalah nama asli Mata Hari. Ia adalah tokoh utama dalam cerita ini. Diusianya ke-18 tahun ia sudah memilih untuk menikah dengan seorang Opsir berkebangsaan Skot, John Rudolph MacLeod. Pernikahan itulah yang kemudian membawanya pulang ke tanah kelahiran ibunya Antje van der Meulen, Indonesia. Yang pada masa itu dijadikan sebagai Nederlandsch Indie, yang artinya Indianya Belanda atau dieja menurut bahasa melayu “Hindia Belanda” (13). Dan ia merekatkan tiap keping
kerinduan pada tanah
kelahiran Ibunya itu dengan menari.
Tokoh Mata Hari tercipta sebagai seorang perempuan yang memiliki dua kepribadian dan pekerjaan sekaligus. Ia mengakui mengapa menjadi seperti itu karena ulah suaminya. “Aku menjadi begini karena suamiku. Dialah yang mendorong aku berpikir cemar.” (Hal. 10).
Mata Hari bukanlah
penari biasa sebab ia merangkap sebagai mata-mata rahasia. Remy Sylado
menciptakan tokoh Mata Hari sebagai seorang perempuan yang berintelektual.
Dalam hal ini Mata Hari dibekali dalam menguasai 7 bahasa sekaligus. Kemampuan
bahasa yang dimilikinya menarik perhatian dua kubu yang sedang bersiteru.
Menari dari satu negara ke negara lain dan melakukan diskusi bantal tanpa cinta
dengan lelaki dari dua pihak kubu mampu mengharumkan namanya sebagai penari.
Tentu diikuti oleh materi yang melimpah ruah begitu mudah didapatkannya.
Perjalanan hidup Mata
Hari menjadi penari eksotik begitu yang diinginkan bila seseorang memanggilnya
ketimbang menyebutnya penari erotik. Perjalanan Mata Hari menjadi kian dramatik
saat ia kemudian dicekal oleh salah satu kubu bahwa ia telah berkhianat.
Berkhianat seperti apa yang dilakukan oleh Mata Hari. Bacalah bukunya !(*)